Pekanbaru, Selasa 27 Maret 2012.
Aksi demonstrasi penolakan atas rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah terus menuai kecaman dan penolakan oleh kelompok masyarakat dan mahasiswa secara masif diseluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali kota Pekanbaru.
Aksi penolakan yang diikuti sekitar lima ratus massa tersebut, menjadikan kantor DPRD Provinsi Riau sebagai sasaran aksi untuk menyampaikan aspirasi mereka. Diawali dengan kedatangan kelompok massa Liga Mahasiswa Nasdem dan GMNI dari arah kantor gubernur Riau dan pada saat bersamaan kelompok massa dari PRD, Geser, SRMI, dan FNPBI datang dari arah yang berlawanan dan kedua kelompok massa aksi bertemu tepat di gerbang utama kantor DPRD.
Aksi massa tersebut diawali dengan teatrikal yang melambangkan kesengsaraan rakyat atas kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM, selang beberapa menit setelah teatrikal, datang kelompok massa dari KAMMI, HMI, BEM se-Pekanbaru (UR, UIN, UIR, AMIK Mahaputra) dan kelompok massa aksi lainnya, yang berakibat lumpuhnya jalan protokol dan akses utama menuju bandara.
Menurut Dian Triska, Wakil Sekretaris Liga Mahasiswa Nasdem Riau bidang Informasi, pemerintah dalam mengambil kebijakan haruslah berpihak kepada kepentingan rakyat banyak bukan kepentingan asing, pemerintah juga harus melaksanakan Undang-undang Dasar 1945, sehingga cita-cita kemerdekaan sebagai mana termaktub dalam pembukaan UUD 1945 dapat terwujud.
“Menaikan harga BBM untuk rakyat adalah bukti negara salah urus oleh rezim berkuasa saat ini, rezim SBY-Budiono tidak visioner, seharusnya SBY sudah bisa memprediksi akan terjadinya kenaikan harga minyak dunia dan sudah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi, tapi yang terjadi mereka tidak melakukan apa-apa selain hanya mengambil jalan pintas menaikkan harga BBM, dapat diartikan bahwa mereka tidak mampu memimpin bangsa ini” ungkapnya.
Aksi tersebut mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian, tidak tangung-tanggung Polda Riau menurunkan Pasukan Khusus Gegana Brimob, sempat terjadi dorong-dorongan dengan pihak kepolisian yang berakhir dengan robohnya pagar masuk DPRD, massa aksi berlarian kedalam untuk melakukan sweeping terhadap anggota DPRD, namun dapat dicegah oleh pihak kepolisian.
Massa aksi meminta kepada anggota DPRD Provinsi Riau untuk hadir bersama-sama dan meminta membubuhi tanda-tangan pernyataan menolak kenaikan BBM.
Setelah menunggu beberapa lama akhirnya anggota DPRD dari fraksi PDI Perjuangan dan fraksi Golkar bersedia menemui massa aksi, kemudian Korlap membacakan tuntutan antara lain “Menolak Kenaikan BBM, Revisi UU Migas yang pro Liberalisme, laksanakan pasal 33 UUD 1945” dan meminta kepada anggota DPRD tersebut agar menyampaikan aspirasi mereka ke DPR-RI.
Usai membacakan tuntutan, sebelum bubar, salah satu peserta aksi mengingatkan bahwa seluruh massa aksi akan turun aksi kembali tanggal 29 Maret 2012.
“ini baru aksi pemanasan, kamis nanti (29/03) kami akan aksi besar-besaran, agar pemerintah tahu bahwa kenaikan BBM ini adalah permasalahan yang sangat serius” ungkapnya.
Andukot Ismael
0 comments:
Posting Komentar